Kepulauan Gebe ialah salah satu Objek Wisata di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Kepulauan Gebe mempunyai keindahan yang luar biasa. Landscape yang menawan, pantai berpasir putih dan halus, panorama bawah maritim yang tidak kalah dengan Raja Ampat di sekitar pantai, goa, riam yang menciptakan Kepulauan Gebe sangat patut dikunjungi. Menurut penelitian, lokasi di Kepulauan Gebe mempunyai keragaman ikan yang mencapai 300 jenis atau lebih banyak kalau dibandingkan dengan di perairan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat hanya sekitar 290 jenis. Kepulauan Gebe berbatasan dengan Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Di kecamatan Pulau Gebe terdapat 5 pulau, yaitu Pulau Wailon, Pulau Gebe, Pulau Yoi, Pulau Uta dan Pulau Fau. Namun hanya 2 (dua) pulau yang berpenduduk, yaitu Pulau Gebe dan Pulau Yoi.
Pulau Gebe mempunyai sejarah yang erat kaitannya dengan keberadaan salah satu Kerajaan di Maluku Utara, yaitu Kesultanan Tidore. Pulau Gebe dikenal pertama kali dalam perjalanan rombongan Sultan Tidore sekitar tahun 700 M menuju Kepulauan Raja Ampat dalam rangka untuk memperluas daerah kekuasaan Kesultanan Tidore yang mencakup Halmahera bab tengah sampai ke arah selatan.
Dalam sekitar pertengahan perjalanan dari Tidore menuju Kepulauan Raja Ampat, rombongan Sultan merasa kelelahan dan perlu beristirahat diantara Halmahera dan Kepulauan Raja Ampat. Salah satu dari rombongan melihat ada pulau di sebelah Utara, insiden percakapan melihat sebuah pulau tersebut menjadi sejarah nama Pulau Gebe. Ada seorang anggota rombongan yang berseru dengan bahasa setempat “Kie…!” yang artinya “ada pulau”. Kemudian undangan tersebut ditimpali oleh yang lain “Bei…?” yang artinya “mana”. Pertanyaan ini dijawab oleh orang pertama yang menyeru dengan “Ge…!” yang artinya “itu”.Jadi makna Gebe ialah “itu pulau”.
Berikut ialah Objek Wisata di Kepulauan Gebe yang wajib dikunjungi:
Pantai Umera
Pantai Umera berada di bab selatan Desa Umera. Pantai ini mempunyai bentangan pantai berpasir putih diperkirakan mencapai ± 3 km. Dengan lebar pantai bervariasi antara 30 – 45 meter. Sungguh memperlihatkan kenyamanan di hati kalau Anda berada di pantai ini. Pantai Umera paling terkenal di Pulau Gebe, untuk pantai lainnya sanggup Anda kunjungi ke bab utara yang berada di Desa Kapeleo.
Pantai Umera berada di bab selatan Desa Umera. Pantai ini mempunyai bentangan pantai berpasir putih diperkirakan mencapai ± 3 km. Dengan lebar pantai bervariasi antara 30 – 45 meter. Sungguh memperlihatkan kenyamanan di hati kalau Anda berada di pantai ini. Pantai Umera paling terkenal di Pulau Gebe, untuk pantai lainnya sanggup Anda kunjungi ke bab utara yang berada di Desa Kapeleo.
Sumber: Blog Nakgebe & Setyanisa |
Tanjung Umera
Anda akan terpesona dengan keindahan landscape di Tanjung Umera yang berada di Pulau Gebe. Pulau Yoi
Pulau Yoi merupakan salah satu pulau penghasil Kepiting yang sangat terkenal. Di pulau ini terdapat sebuah cekungan mirip danau (biasa juga disebut Telaga Yoi atau Telaga Pulau Yoi) yang dipakai sebagai tempat penangkaran kepiting (ketang kenari) dan ikan oleh masyarakat setempat. Jarak dari Desa Umyal ke danau kurang lebih 4 km. Untuk mencapai pulau ini, pengunjung sanggup memakai transportasi maritim (long boat) sekitar 30 menit dari pulau Gebe.
Pulau Fau
Pulau Fau ialah sebuah pulau kecil yang berdekatan dengan pulau Gebe. Pulau ini biasa dipakai sebagai lokasi pemancingan yang menarik. Terumbu karang dan pepohonan bakau yang masih terjaga merupakan panorama yang sanggup dinikmati pengunjung sambil memancing ikan-ikan di perairan tersebut.
Pulau Uta
Pulau Uta ialah salah satu pesona menarik yang terletak di perbatasan Halmahera Tengah dengan Raja Ampat. Partikel pasir yang sangat halus, yang sering dipakai penyu untuk bertelur di malam bulan purnama.
Pulau yang kecil dan tak berpenghuni ini, juga mempunyai habitat Kepiting Kelapa (Birgus Latro) yang biasanya bersembunyi di dalam lubang-lubang tanah dan dalam akar-akar pohon yang besar. Selain itu, ada juga yang menciptakan lubang dalam batang pohon yang telah membusuk. Jika Anda singgah di Pulau Yoi maka sanggup melihat Pulau Uta.
Sumber: Foto East Indonesia |
Sumber: Blog Catatan Pikan |
Kondisi maritim Pulau Gebe mempunyai karakteristik perairan yang cukup tenang, air yang jernih dan tampak banyak sekali variasi warna biru, topografi bawah maritim yang landai dan curam, kaya akan ikan dan keindahan terumbu karang sehingga sangat cocok untuk kegiatan snorkeling dan diving.
Keragaman Fauna
Wisata Gua
Keanekaragaman jenis burung di daratan Pulau Gebe, Pulau Fao, dan Pulau Yoi gampang ditemukan baik Setiap pagi maupun sore. Anda sanggup menemukan burung paruh bengkok, burung air, dan burung madu yang terbang dan bertengger di pesisir pantai serta daerah hutan lindung di Pulau Gebe.
Selain itu, yang menarik ialah Pulau Gebe mempunyai mamalia endemik yang artinya satwa ini hanya sanggup dijumpai di Pulau Gebe yaitu Kuskus Gebe (Phalanger alexandrae). Kuskus Gebe tinggal di Hutan Lindung Pulau Gebe terutama pada Desa Umera. Populasi kuskus gebe diperkirakan sangat sedikit yang terutama dipengaruhi oleh habitat yang semakin berkurang alasannya ialah pembukaan daerah hutan untuk perkebunan, perburuan oleh masyarakat dan pertambangan oleh PT. Antam di Pulau Gebe. Saat ini, pertambangan sudah tidak aktif lagi.
Selain mamalia darat, di Pulau Gebe dijumpai juga mamalia air mirip lumba-lumba dan paus yang secara periodik melintasi perairan Pulau Gebe. Kelompok mamalia air ini sanggup dijumpai pada perairan bab Timur sampai Selatan Pulau Gebe alasannya ialah fauna tersebut bermigrasi dari Laut Pasifik menuju Laut Maluku. Lumba-lumba sanggup dengan gampang dilihat dari pantai pada Desa Umera alasannya ialah melintas tidak jauh dari pantai Umera.
Di Pulau Gebe terdapat banyak sekali Gua, diantaranya ialah sebagai berikut:
Gua Wetef
Gua di Desa Umera
Gua di Desa Kapaleo
Air Terjun Watong
Wisata Budaya
Gua Wetef ialah gua yang terletak di bab utara Pulau Gebe tepatnya pada Tanjung Pulau Gebe. Gua Wetef mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi alasannya ialah merupakan tempat tinggal dari keturunan pertama nenek moyang Masyarakat Asli Pulau Gebe bermarga Wetefwagya yang berjulukan Wetef. Letak Gua Wetef hanya berjarak sekitar 200 m dari pantai. Gua Wetef berbentuk horizontal dan mempunyai ekspresi goa yang mirip gerbang besar. Gua ini mempunyai ekspresi gua yang luas dengan tinggi sekitar 7 m dan lebar 10 m. Gua Wetef mempunyai stalagtit dan stalagmit yang indah dengan ruangan – ruangan di dalam gua. Dapat dijumpai pula satwa – satwa mirip kelelawar dan walet yang tinggal di dalam gua. Dalam gua ini juga terdapat lubang yang berupa jalan lorong dengan panjang mencapai 4 Km.
Gua di Desa Umera
Gua di Desa Umera terletak sekitar 250 m dari tepi pantai pada jalan menuju Desa Umera. Gua ini mempunyai ukuran yang lebih kecil dari Gua Wetef. Gua Umera mempunyai lebar sekitar 5 m dan tinggi sekitar 2 m serta kedalaman sekitar 25 m. Dalam Gua Umera sanggup dijumpai satwa mirip kelalawar, burung walet, dan terkadang sanggup jumpai ketam kenari. Ada pula 2 kolam air kecil di dalam goa. Gua Umera ketika ini hanya dipakai sebagai tempat ritual para sesepuh Desa Umera yang memohon doa untuk membantu pengobatan tradisional masyarakat dan memohon keberkahan serta keselamatan bagi masyarakat.
Salah satu gua yang sangat gampang di jumpai ialah gua yang berada di Pusat Desa Kapaleo. Letaknya hanya 2 m dari jalan kendaraan masyarakat Desa Kapaleo dan berada di Lapangan Sepakbola Kecamatan Pulau Gebe. Gua ini berukuran tidak besar dengan ekspresi gua mempunyai tinggi sekitar 1,5 m dan lebar 4 m. Di dalam gua terdapat stalagtit dan stalagmit serta lorong kecil. Gua ini sesekali dipakai oleh masyarakat untuk ritual.
Air Terjun Watong
Air Terjun Watong merupakan bahasa Gebe yang mempunyai dua kata yaitu “wa” yang berarti air dan “tong” berarti penampung air. Air Terjun Watong mempunyai ketinggian hanya 2 m, namun keunikan yang dimiliki oleh riam watong ini ialah suasana alam yang berada di tengah-tengah hutan lindung di daerah perbukitan. Untuk mencapai Air terjun Watong ini perlu melaksanakan perjalanan memakai motor trail dari Pusat Desa Umera dengan jarak 3 km, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati perbukitan, perkebunan pala, dan susur sungai watong. Air terjun Watong ini tidak pernah surut dan merupakan saluran sumber air tawar dengan kualitas sangat baik.
Wisata Budaya
Budaya Pulau Gebe berasal dari satu suku bangsa orisinil yaitu Suku Gebe yang dipengaruhi oleh Budaya Kesultanan Tidore. Suku bangsa tersebut merupakan dasar dari budaya Masyarakat Pulau Gebe alasannya ialah merupakan daerah asal dari masyarakat Gebe pada zaman dahulu.
Masyarakat menganut Islam yang menjadi dasar dari dogma nenek moyang Kesultanan Tidore. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat yaitu Bahasa Gebe. Kesenian yang masih dilakukan oleh masyarakat Pulau Gebe yaitu Tarian Dana-dana, Tarian Soya-soya, Tarian Cakalele, Tarian Lalayon, dan Coka Iba (Topeng Setan). Pesta ijab kabul masyarakat juga memakai budaya Tidore. Selain itu, contoh acara dan mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar sebagai nelayan, masih memakai peralatan tradisional dan pengetahuan-pengetahuan lokal.
Wisata Kuliner
Masyarakat Pulau Gebe mempunyai keahlian untuk menciptakan masakan-masakan untuk menghasilkan bermacam-macam kuliner tradisional Maluku Utara yang terdiri dari tiga kelompok makanan, yaitu kuliner laut, kebun, dan kelompok kue.
Rute Perjalanan
Pulau Gebe sanggup dijangkau melalui transportasi udara, darat dan maritim dengan banyak sekali macam variasi jalur pilihan. Jika Anda berada di luar Provinsi Maluku Utara, maka Anda harus ke Ternate terlebih dahulu. Terdapat penerbangan eksklusif untuk menuju ke Ternate, yaitu dari Jakarta, Makassar, Ambon, dan Manado. Setelah itu, Anda sanggup melanjutkan perjalanan ke Pulau Gebe dengan beberapa opsi sebagai berikut:
- Penerbangan dari Kota Ternate ke Pulau Gebe. Saat ini hanya tersedia 3 kali dalam seminggu (Senin, Rabu dan Jumat) dengan memakai pesawat kecil (biasanya Susi Air) yang berpenumpang hanya 12 orang.
- Karena keterbatasan penerbangan dan kapasitas angkut mengakibatkan lebih banyak masyarakat yang mau ke Pulau Gebe dari Kota Ternate harus memakai moda transportasi maritim berupa kapal feri dari Kota Weda (Ibukota Halmahera Tengah). Dari Kota Ternate menuju Kota Weda harus melalui Kota Sofifi (Ibukota Provinsi Maluku Utara) dengan memakai feri (3 jam) atau speed boat (45 menit) yang kemudian dilanjutkan dengan memakai moda transportasi darat menuju Kota Weda sekitar 3 jam. Perjalanan dengan feri dari Kota Weda menuju Pulau Gebe dan sebaliknya hanya sekali setiap minggunya, yaitu Jumat dengan perjalanan 12 jam.
Info detil mengenai Wisata di Kepulauan Gebe sanggup Anda saluran juga melalui: www.wisatapulaugebe.com.
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya